CBR PPD


v Identitas buku II
Judul                         : Psikologi remaja
Pengarang                 : Sarlito W.Sarwono
Penerbit                     : Rajawali Pers
Tahun terbit               : 2O15
Kota terbit                 : Jakarta
Tebal buku                : 296 halaman
ISBN                         : 979-421-197-4




RINGKASAN BUKU  II


BAB. I   DEFENISI REMAJA

           Masa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa.Menghadapi remaja memang bukan pekerjaan mudah.Untuk memahami jiwa remaja dan mencari solusi yang tepat bagi permasalahannya,maka penting bagi kita memahami remaja dan perkembangan psikologinya,yaitu konsep diri,intelegensi,emosi,seksual,motif sosial,moral dan religi.             Dalam ilmu kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait seperti biologi dan ilmu faal remaja dikenal sebagai suatu tahapan perkembangan fisik,yaitu masa alat-alat kelamin manusia mencapai kematangannya.WHO memberikan defenisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual.Dalam defenisi tersebut dikemukakan 3 kriteria,yaitu biologis,psikologis,dan sosial ekonomi.Sebagai pedoman umum kita dapat menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah untuk remaja Indonesia dengan pertimbangan sebagai berikut.
1.      Usia 11 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual  mulai tampak.
2.      Masyarakat menganggap usia 11 tahun bukan anak-anak lagi.
3.      Pada usia 11 tahun mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa.
4.      Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal untuk memberi peluang untuk menggantungkan diri pada orang tua
5.      Defenisi remaja dibatasi khusus untuk yang belum menikah.
Dalam batasan tersebut remaja harus melakukan penyesuain diri seperti menerima dan mengintegrasi pertumbuhan badannya dalam kepribadiannya,memecahkan problem-problem nyata dalam pengalaman sendiri dan dalam kaitannya dengan lingkungan.

           BAB. II  TINJAUAN TEORI

                Adams dan Gullota menyatakan bahwa di negara-negara barat bahkan konsp tentang
anak sebagai suatu hal yang berbeda dari orang dewasa,belum dikenal sampai dengan abad pertengahan.Begitu anak dapat berfungsi sendiri tanpa bantuan orangtua,sering dijadikan objek saja.Kalau ada kesulitan ekonomi anak dijual atau dimasukkan ke rumah miskin atau bahkan secara langsung atau tidak langsung dibunuh.Menjadikan anak sebagai objek dengan sewenang-wenang masih terjadi sampai sekarang diberbagai temapat di dunia,termasuk di Indonesia.Konsep tentang anak sudah dikenal sejak abad ke-13 tetapi konsep tentang remaja sendiri baru dikenal pada abad ke-2O dan berkembang sesuai dengan kondisi kebudayaan.
                 Tahap-tahap perkembangan jiwa menurut Aristoteles adalah sebagai berikut.
1.  O-7 tahun : masa kanak-kanak
2.  7-14 tahun : masa anak-anak
3.  14-21 tahun : masa dewasa muda
               Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan,ada 3 tahap yaitu remaja awal,remaja madya,remaja akhir.
                    Tahap-tahap perkembangan remaja tidak selalu tercapai seluruhnya oleh setiap orang. Sebagaimana halnya dengan perkembangan kognitif dimana bisa saja terjadi seorang yang sudah berusia dewasa,tetapi perkembangan kognitifnya terhenti pada tahap konkret operasional,pada perkembangan moral ini pun bisa terjadi orang-orang dewasa yang terhenti perkembangan moralnya pada tahap orientasi anak baik anak nakal.Menurut literature,kebanyakan orang dewasa hanya mencapai taraf perkembangan
moral “orientasi kontrak sosial”.Kemampuan untuk menerangkan terkait dengan kemampuan penalaran dan karenanya baru berkembang sejak saat remaja.

            BAB. III  PERKEMBANGAN FISIK REMAJA

               Perubahan-perubahan fisik menyebabkan kecanggungan bagi remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik remaja.Beberapa proses faal yang mempengaruhi pertumbuhan tubuh remaja,khususnya pertumbuhan seksualnya yaitu :
Ø  hormon-hormon seksual 
 - kelenjar bawah otak,testis,hormon pertumbuhan,hormone perangsang pada                      pria,hormon pengendali pada wanita.
     -Testis,hormone androgen dan testoteron,spermatozoa.
    -Indung telur,hormon progesterone,hormone estrogen,sel telur
Ø  Tanda-tanda seksual sekunder
  Seorang anak sejak berusia 12 tahun mulai menunjukkan perubahan tubuh yang tidak terdapat pada anak-anak yang lebih kecil.Pada wanita bisa ditandai dari pamggulnya yang besar.Pada pria tumbuh jakun.Tanda-tanda badaniah yang membedakan pria dan wanita ini disebut tanda-tanda seksual sekunder.
Ø  Anatomi dan proses faalan alat kelamin wanita
 Bibir luar,bibir dalam,klitoris,urethra,liang sanggama
Pengenalan pada berbagai proses seksual yang sedang terjadi pada tubuh dan  jiwa remaja sangat diperlukan.Disinilah perlu pendidikan seks. 

BAB. IV  PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS REMAJA

 A.Konsep pembentukan diri
     Remaja adalah masa transisi dari periode anak ke dewasa.Secara psikologis kedewasaan adalah keadaan dimana sudah ada ciri-ciri psikologis tertentu pada seseorang.Ciri-ciri psikologis yaitu pemekaran diri sendiri,kemampuan melihat diri sendiri secara objektif,memiliki falsafah hidup tertentu.Proses perubahan karena pengalaman dan usia merupakan hal yang harus terjadi karena dalam proses pematangan kepribadiannya,remaja sedikit demi sedikit memunculkan ke permukaan sifat-sifat traitnya yang sebenarnya,yang harus berbenturan dengan rangsangan-rangsangan dari luar.

B. Perkembangan inteligensi
     Inteligensi yaitu keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif.Inteligensi mengandung unsur pikiran atau rasio.Ukuran inteligensi dinyatakan dalam IQ.Jenis-jenis inteligensi yaitubodily-kinesthetic,interpersonal,verbal-linguistic,logicalmathematical,intrapersonal,visual-spatial,musical,naturalistic.

C.Perkembangan peran sosial
    Konflik peran yang dapat menimbulkangejolak emosi dan kesulitan-kesulitan lain pada masa remaja dapat dikurangi dengan memberi latihan-latihan agar anak dapat mandiri sedini mungkin.Dengan kemandirianny,anak dapat memilih jalannya sendiri ia akan berkembang lebih mantap.Ia tahu dengan tepat saat-saat yang berbahaya diamana ia harus kembali berkonsultasi dengan orang tuanya atau dengan orang dewasa lain yang lebih tahu dari diri sendirinya.

D. Perkembangan moral dan religi
     Moral dan religi merupakan bagian yang cukup penting dalam jiwa remaja.Religi yaitu kepercayaan terhadap kekuasaan suatu zat yang mengatur alam semesta ini adalah sebagian dari moral,sebab dalam moral sebenarnya diatur segala perbuatan yang dinilai baik dan perlu dilakukan.

BAB. V REMAJA SEBAGAI SUBKULTUR

      Masyarakat transisi menurut Useen adalah masyarakat yang sedang mencoba untuk membebaskan diri dari nilai-nilai masa lalu dan menggapai masa depan dengan terus menerus membuat nilai-nilai baru atau hal-hal barun.Berbeda dengan masyarakat modern sebagai masyarakat yang bertatanan dengan berbagai sistem nilai yang secara terbuka dinyatakan ada orang bebas memilih sistem nilai mana yang akan dianut.Nilai-nilai tradisionalpun diakui sebagai salah satu alternative dan hidup berdampinagan dengan nilai-nilai yang lain.
     Dalam masyarakat modern,masalah penerusan nilai-nilai dalam keluarga menjadi lebih rumit.Bermacam-macam norma dan nilai yang ada,tidak terbendung lagi masuk ke dalam masyarakat yang dalam bentuknya yang masih tradisional hanya mengenai jumlah norma dan nilai yang terbatas.
      Pengaruh sekolah diharapkan positif terhadap perkembangan jiwa remaja karena sekolah adalah lembaga pendidikan,sekolah juga mengajarkan nilai dan norma,mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepada para siswanya.Faktor yang berpengaruh di sekolah bukan hanya guru dan sarana serta prasarana pendidikan saja.Lingkungan pergaulan antarteman pun besar pengaruhnya.Orang tua dianjurkan agar mau meluangkan waktu berkomunikasi langsung dengan guru baik dalam acara-acara yang sudah direncanakan .
     Masyarakat sebagai lingkungan tersier adalah lingkungan yang terluas bagi remaja dan sekaligus banyak menawarkan pilihan.Kondisi keluarga pun berpengaruh pada kegiatan remaja.Partisipasi remaja dan pemuda dalam kegiatan ekonomi sudah menjadi kebutuhan remaja dann pemuda,khususnya jika ia sudah berusia 21 tahun.

BAB. VI PERILAKU SEKSUAL REMAJA

       Masalah seks pada remaja seringkali mencemaskan para orangtua,juga pendidik,pejabat pemerintah,para ahli,dan sebagainya.Adapun yang dimaksud dengan perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual,baik denagn lawan jenisnya maupun dengan sesame jenis.Akibat yang tidak terlalu tampak jiak hanya dilihat sepintas sehingga juga kurang dibicarakan adalah berkembangnya penyakit kelamin dikalangan remaja.Akibat psikososial adalah ketegangan mental dan kebigungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah jika seseorang gadis tiba-tiba hamil.Masalah seks ini pada hakikatnya lebih banyak menimbulkan beban psikologis pada diri remaja ketimbang akibat-akibat fisiknya.Faktor-faktor penyebab masalah seks ualitas pada remaja yaitu meningkatnya libido seksualitas,penundaan usia perkawinan,tabu larangan.
     Karena ketidakmampuan untuk membela diri dan menilai situasi,penyandang cacat sering menjadi korban penyalahgunaan seks dan eksploitasi seks serta menjadi bahan ejekan teman-teman mereka yang normal.Mereka memerlukan pendidikan seks bukan perlindungan atau kecemasan yang berlebihan.

BAB. VII PERILAKU MENYIMPANG PADA REMAJA

       Perilaku menyimpang adalah hal yang cukup sulit dilakukan.Salah satu upaya untuk menjelaskan penyimpangan remaja dalam arti kenakalan remaja anak yaitu kenakalan remaja adalah tindakan oleh seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh anak itu sendiri bahwa jika perbuatannya itu sempat diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.Asal mula kenakalan remaja bisa saja karna keluarga broken home dan pergaulan bebas.
      Untuk Indonesia ,khususnya masyarakat yang jauh dari jangkauan hukum atau dimana hukum formal negara kurang kuat pengaruhnya ketimbang norma-norma masyarakat yang lain,kenakalan menurut asas pelanggaran hukum memang bisa menimbulakan kesuliatan.Untuk menilai atau mendiaknosa kenakalan anak remaja hendaknya diperhatikan faktor kesengajaan atau kesadaran dari anak itu.
      Penyimpangan perilaku pada remaja,khususnya yang tergolong ketidakmampuan penyesuain diri,stress atau psikoneurosis yang akan hilang sendiri walaupun tanpa penanganan secara khusus.Hal ini dimungkinkan karena jiwa remaja yang masih berkembang kalau ia masuk usia dewasa dengan jiwa yang sudah lebih stabil dan lingkungannyapun sudah lebih stabil,maka biasanya gejala-gejala penyimpanagan perilaku atau gangguan jiwa itupun akan hilang sendiri.Masalahnya adlah sulit untuk menentukan perilaku menyimpang mana yang bisa hilang sendiri itu.Untuk itu,jika orang tua atau wali dari seorang remaja mengamati adanya perilaku menyimpang atau gangguan kejiwaan pada remaja itu sebaiknya mereka minta bantuan tenaga professional. 
    






Komentar

Postingan Populer