Miniriset PPD
KATA PENGANTAR
Pertama – tama marilah kita ucapkan puji dan syukur
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia Nya maka Tugas
Laporan Mini Riset ini dapat dikerjakan tepat waktu. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah
“Perkembangan Peserta Didik” atas dukungan dan arahan – arahannya,
sehingga penulis mendapat pengetahuan tentang tugas ini.
Tujuan dibuatnya Laporan Mini Riset ini selain untuk
memenuhi tugas yang diberikan juga untuk menambahkan pengetahuan tentang mata
kuliah “Perkembangan Peserta Didik”. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam tugas ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
positif. Semoga Laporan Mini Riset ini bermanfaat dalam upaya pengembangan
dalam pemahaman terhadap materi khususnya bagi para pembaca.
Medan, November 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………... 2
BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG …………………………………………………….. 3
B.
RUMUSAN
MASALAH ……………………………………………………... 4
C.
TUJUAN …………………………………………………………………...… 4
BAB II HASIL PENGAMATAN
A.
TEKNIK
PENGUMPULAN DATA ………………………….………….. 5
B.
DATA
ANAK …………………………………………………………..…. 5
C. TABEL HASIL PENGAMATAN …………………………………………..…. 5
BAB III PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
REMAJA …………………………………………………...… 8
B.
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) …….... 8
BAB IV PENUTUP
A.
KESIMPULAN …………………………………………………………… 11
B.
SARAN ………………………………………………………….………….. 11
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...……………… 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Seiring bertambahnya usia makin berkembang pula
intelektualitas dan kematangan psikologis pada manusia. Namun sebelum
mencapai kematangan itu ada beberapa tahap yang paling menentukan jati diri
adalah pada saat memasuki usia remaja. Masa remaja adalah masa penuh dinamika,
terutama pada fase remaja awal. Hal ini disebabkan pada fase remaja awal
berlangsung bersamaan dengan masa pubertas atau masa perubahan fisik dari masa
anak-anak menuju dewasa. Perubahan tersebut mendorong timbulnya isu dan
permasalahan dalam fase remaja awal ini.
Cakupan bahasan
ini tentang perkembangan pada masa remaja yang berfokus pada remaja
akhir. Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa
dewasa, berlangsung antara usia 10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari
masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17 tahun) dan masa
remaja akhir (17–9 tahun). Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik
biologis, psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik
terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).
Seorang remaja
tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap
sebagai orang dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas dari
pengaruh orang-tua, di sisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan
bantuan, dukungan serta perlindungan orang-tuanya.Kebanyakan orang belum
mengetahui bahwa dirinya dapatdikatakan dewasa menurut perkembangannya,
sehingga seringkali terjadi permasalahan pada dirinya sendiri maupun dengan
lingkungannya. Perilaku remaja dalam tahapan ini sendiri belum dapat dipahami
apabila belum melakukan pengamatan secara mendalam terhadap subjek tersebut.
Maka dari itu,
saya mencoba mengamati seorang remaja yang beranjak dewasa untuk mengetahui
permasalahan yang dialaminya dari berbagai segi dan juga laporan ini dibuat
untuk memenuhi tugas mata kuliah “Perkembangan Peserta Didik”. Saya berharap setelah
dilakukan pengamatan ini, saya dapat mengetahui secara spesifik tentang
permasalahan perkembangan remaja secara lebih detail serta dapat menambah
informasi untuk diri saya sendiri maupun orang lain.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
proses perkembangan anak usia sekolah menengah atas baik dari segi fisik,
moral, agama, emosi, dan social ?
2.
Apakah
proses perkembangan peserta didik pada masa SMA (Sekolah Menengah Atas)
tersebut sesuai dengan yang seharusnya
C.
TUJUAN
1.
Memahami
dan mengetahui bagaimana perkembangan peserta didik pasa tahap SMA.
2.
Dapat
membandingakan hasil pengamatan dengan teori yang sesungguhnya.
BAB II
HASIL PENGAMATAN
A.
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan
melakukan wawancara dan pengamatan langsung dengan remaja dengan rentang usia
14 – 17 tahun.
B.
DATA
ANAK
Nama
Lengkap : Bayu Wardana
Nama
Panggilan : Bayu
Tempat,
Tanggal Lahir : Medan, 15 Mei 2003
Jenis
Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Tinggi/Berat
Badan : 157 Cm / 47 Kg
Alamat : Dusun V Telaga Sari
Sekolah : SMK Negeri 1 Kutalimbaru
Kelas : 10 TKR 2
C.
HASIL
PENGAMATAN
|
NO.
|
PERKEMBANGAN
|
TEORI
|
PENGAMATAN
|
|
1.
|
FISIK
|
Periode usia antara 14-17 tahun
merupakan masa remaja menengah. Pada umumnya setelah mencapai usia 14 tahun
perkembangan fisik seorang anak sudah mendekati sempurna. Perkembangan fisik
anak usia Sekolah Menengah Atas khusunnya laki – laki meliputi : memiliki
proporsi tubuh yang tinggi, memiliki jakun, suara yang semakin berat,
memiliki dada yang membidang, dan lainnya.
|
Pada anak yang saya amati ia
memiliki tinggi dan berat badan yang seimbang. Perkembangan fisik yang
dimilikinya sudah hampir mendekati sempurna.
|
|
2.
|
MORAL
|
Penanaman
nilai-nilai moral dimulai dari lingkungan keluarga dimana orang tua memiliki
andil yang besar untuk memberi pemahaman pada anaknya tentang mana yang baik
dan mana yang salah. Pada awalnya mungkin anak tidak mengerti konsep moral
ini, tapi secara perlahan anak akan dapat memahaminya.
|
Dalam
kehidupan sehari-hari Bayu tidak pernah melanggar nilai-nilai moral yang
diajarkan oleh orang tua dan keluarganya. Ia mampu melaksanakan
peraturan-peraturan di sekolahnya dengan baik. Ia juga mampu menjaga
kebersihan, ketertiban. Kesadaran akan hal itu sudah tertanam didalam dirinya
sejak dini.
|
|
3.
|
INTELEKTUAL
|
Anak sudah dapat berfikir abstrak, hipotesis,dan
sistematis memikirkan hal-hal yang akan dan mungkin terjadi anak mulai
benalar dan mampu meninjau masalah dan mempertimbangkan alternatif dalam memecahkan
masalah.
|
Bayu memiliki kemampuan berpikir
yang lebih berkembang dari tingkat-tingkat sebelumnya. Taraf berpikirnya
sudah berkembang ke arah yang lebih kongkrit dan rasional. Ia sudah mampu
mengembangkan daya nalar dan kreatifitasnnya sehingga ia mampu berkreatifitas.
|
|
4.
|
EMOSI
|
Remaja lebih mampu mengendalikan
emosinya pada masa remaja akhir. Mereka mampu menghadapi masalah dengan
tenang dan rasional, dan walaupun masih mengalami periode depresi, perasaan
mereka lebih kuat dan mulai menunjukkan emosi yang lebih matang pada masa
remaja.
|
Bayu
mampu mengatasi segala masalah yang dia hadapi dengan tenang, ia tidak
memberontak. Bayu dapat mengatasi perselisihan dengan
temannya.
|
|
5.
|
BAHASA
|
Bahasa
merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan, pendapat,
perasaan, kemudian kata dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang
bermakna.
|
Pada pengamatan yang saya
lakukan, Bayu sudah mampu
menggunakan bahasa dengan baik untuk berbicara dengan orang yang lebih tua
darinya. Bahasa yang digunakan saat berbicara dengan teman-temannya tidak
sama dengan orang yang lebih tua darinya.
|
|
6.
|
SOSIAL
|
Perkembangan
sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan
sosial. Perkembangan sosial pada anak tergantung dari perbedaan harapan dan
tuntutan budaya dalam masyarakat anak itu tumbuh kembangkan tugas
perkembangan nya.
|
Bayu
memiliki jiwa social yang tinggi. Dia sangat peduli terhadap sesamanya. Bayu berteman
dengan siapa saja, dia tidak memilih – milih dengan siapa dia harus berteman.
Karena orangtua Bayu mengajarkan dia untuk saling menghargai sesama dan hidup
harus saling bersosialisasi. Bayu mampu menjaga
hubungan baik dengan teman sebaya nya, mudah mengenal orang dan dapat
mengatasi perselisihan dengan temannya.
|
Kesimpulan :
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, Bayu
adalah anak yang baik. Segala aspek perkembangan yang terjadi pada bayu sudah
berjalan sebagaimana seharusnya. Orang tua Bayu sangat berperan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan nya. Peran orangtuanya berfungsi dengan baik dalam
dirinya. Bayu tidak termasuk anak yang memiliki sikap memberontak terhadap
segala peraturan yang ada dalam dirinya. Bayu anak yang terarah, dia mampu
mengikuti segala aturan dan peraturan.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN REMAJA
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata
latin adolescence (kata bendanya adolescenta yang berarti remaja)
yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Adolescence artinya berangsur-angsur
menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Hal
ini mengisyaratkan kepada hakikat umum, yaitu bahwa pertumbuhan tidak berpindah
dari satu fase ke fase lainya secara tiba-tiba, tetapi pertumbuhan itu
berlangsung setahap demi setahap (Al-Mighwar, 2006).
B.
PERKEMBANGAN ANAK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)
Para
ahli psikologi memandang anak usia SMA sebagai individu yang berada pada tahap
yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Ketidakjelasan
ini karena mereka berada pada periode transisi dari periode kanakkanak/anak
menuju ke periode orang dewasa. Pada masa itu, mereka melalui masa yang disebut
masa remaja atau pubertas. Pada umumnya, mereka sudah tidak mau dikatakan
sebagai kanak-kanak atau anak, namun jika disebut sebagai orang dewasa, mereka
secara nyata belum siap menyandang predikat sebagai orang dewasa tersebut.
Ada
perubahan-perubahan yang bersifat universal pada masa remaja, yaitu:
·
Meningginya emosi, yang itensitasnya
bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis,
·
Perubahan tubuh, minat dan peran yang
diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru,
·
Dengan berubahnya minat dan pola
perilaku, nilai-nilai juga berubah, dan
·
Sebagian besar remaja bersikap mendua
{ambivalen) terhadap setiap perubahan. Kesemuanya ini, pada akhirnya, berdampak
pada perkembangan aspek kognitif (kecerdasan), afektif (perasaan), maupun
psikomotor (gerak).
1. Perkembangan
Aspek Kognitif
Kemampuan
kognitif berkaitan dengan kemampuan berpikir yang mencakup kemampuan mengingat
sampai dengan kemampuan memecahkan suatu masalah. Kemampuan kognitif
dikelompokkan ke dalam enam kelompok yaitu pengetahuan/ pengenalan, pemahaman,
penerapan, analisis, sistesis dan evaluasi.
Menurut
Pieget, sebagian besar anak usia remaja mampu memahami konsepkonsep abstrak dalam
batas-batas tertentu (berpikir operasional formal). Pada usia ini remaja
mendekati efisiensi intelektual yang maksimal, akan tetapi karena kurangnya
pengalaman sehingga membatasi pengetahuan dan kecakapannva untuk memanfaatkan
apa yang diketahui. Banyak hal yang dapat dipelajari melalui pengalaman, namun
mereka kadangkala mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami
konsep-konsep abstrak dan mungkin tidak mampu memahami sepenuhnya. Di samping
itu, meskipun rentangan perhatian remaja dapat sangat lama, namun masih ada
kecenderungan untuk melamun.
Berfikir
operasional formal memiliki dua sifat yang penting, yaitu dedaktif hipotesis
dan bertikir kombinatoris. Berfikir deduktif hipotesis
dilakukan anak dengan cara memikirkan dulu masalah yang muncul secara teoriris.
Menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesa yang ada. Atas
dasar analisisnya, mereka membuat suatu strategi penyelesaian.
Berfikir
kombinatoris merupakan kelengkapan sifat yang pertama dan berhubungan dengan
cara bagaimana dilakukan analisis. Kapabilitas ini esensial bagi berpikir
operasional formal sebab memungkinkan melakukan analisis hubungan dengan
situasi yang mengandung banyak faktor. Namun demikian, senng kali mereka
mengalami karena ada yang terabaikan.
2. Perkembangan
Aspek Afektif
Kemampuan
afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang
menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Kemampuan afektif rni
terdiri dari yang paling sederhana, ya:.tu memperhatikan suatu fenomena sampai
yang kompleks yang merupakan faktor internal individu. Kemampuan ini terdiri
dari lima kelompok, yaitu pengenalan/ penerimaan, pemberian respon, penghargaan
terhadap nilai, pengorganisasian dan pengamalan.
3. Perkembangan
Aspek Psikomotor
Kemampuan
psikomotor berkaitan dengan keterampilan motorik yang berhubungan dengan
anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak.
Kemampuan ini dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu meniru, memanipulasi,
akurasi gerak, artikulasi dan naturalisasi / otonomisasi. Perekembangan
psikomotorik yang dilalui peserta didik pada usia SMA memiliki kekhususan yang
antara lain ditandai oleh perubahan-perubahan ukuran tubuh, ciri kelamin yang
primer, dan ciri kelamin sekunder. Perubahan-perubahan tersebut pada dasarnya
dapat dikelompokkan menjadi dua kategori besar, yaitu percepatan pertumbuhan
dan proses kematangan seksual. Bukan saja bersifat kuantitatif, akan tetapi
juga bersifat kualitatif. Perubahan-perubahan fisik yang terjadi, merupakan
gejala umum dalam pertumbuhan peserta didik pada usia SMA. Perubahan-perubahan
fisik tersebut bukan saja menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya
proporsi tubuh, akan tetapi juga meliputi ciri-ciri yang terdapat pada kelamin
primer dan sekunder. Perubahan-perubahan fisik tersebut, pada umumnya mengikuti
irama tertentu. Hal ini terjadi karena dipengaruhi faktor-faktor keluarga,
gizi, emosi, jenis kelamin dan kesehatan.
Perubahan-perubahan
fisik yang dialami perserta didik usia SMA mempengaruhi perkembangan tingkah
laku, yang ditampakkan pada perilaku yang canggung dalam proses penyesuaian
diri mereka, isolasi diri dari pergaulan, perilaku emosional dan Iain-lain.
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Perkembangan
anak ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1). Pembawaan yang dibawa sejak lahir, 2). Lingkungan atau pendidikan
dan pengalamannya yang diterima sejak kecil dan oleh pembawaan dan lingkungan.
Sedangkan cara pembelajaran yang akan dipergunakan sebaiknya menyesuaikan
dengan kondisi/tingkatan yang ada pada anak agar anak dengan mudah memahami materi yang diberikan.
B.
SARAN
Saran
penulis sebagai mahasiswa hanya mengaharapkan kepada peserta didik dan pengajar
maupun orang tua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami tentang perkembangan
remaja.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Mighwar,
M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia
Elizabeth,
B. Hurlock. (2001). Psikologi Perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang rentang
Sarlito
Wirawan Sarwono. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali
Samiudin. (2017). Pentingnya Memahami Perkembangan Anak Untuk Menyesuaikan
Cara Mengajar Yang Diberikan. Jurnal Studi Islam. ISSN: 2579-7131, Vol.12, No.1, hal. 1-9
Komentar
Posting Komentar