CBR Filsafat Pendidikan
CRITICAL
BOOK REPORT
(CBR)
“FILSAFAT
PENDIDIKAN”

Disusun oleh:
Nama :
Riris Oktaviana Silalahi
Nim
:3183131026
Program
studi : Geografi B 2018
Dosen
pengampu : Silvia Mariah Handayani, S.Pd,M.Pd
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2018
IDENTITAS BUKU:
1.
Judul buku : Filsafat
Pendidikan
2.
Penulis : Muhammad Anwar
3.
Penerbit : Kencana
4.
Kota Terbit
: Depok
5.
Tahun terbit :
2017
6.
ISBN : 978-602-1186-52-7
7. Halaman
buku : XV + 176Halaman
Bab 1: PENGERTIAN FILSAFAT DAN FILSAFAT PENDIDIKAN
Pengertian
filsafat antara satu ahli filsafat atau filsuf dan ahli filsafat lainnya selalu
berbeda dan hamper sama banyak nya dengan ahli filsafat itu sendiri. Namun
demikian, pengertian filsafat dapat di tinjau dari dua segi, yakni secara
etimologi dan terminology. Pengertian secara etimologi filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam dalamnya.pengertian
secara terminology menjelaskan bahwa filsafat di awali dengan adanya
keragu-raguan. Keragu-raguan yang terjadi menimbulkan banyak hal yang di
pertanyakan seperti, kita ragu mengapa kita ada di sini, siapa kita sebenarnya
dan lain sebagai nya.
Bab 2: FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat
pendidikan mencakup tiga cabang utama dari filsafat yakni, onthology,
epistemology, dan aksiology. Onthologi berasal dari kata yunani ‘onta’yang berarti sesuatu yang sungguh-sungguh ada,
kenyataan yang sesungguhnya dan “logos” yang berarti teori atau ilmu. Ontology
mempelajari keberadaan dalam bentuknya yang paling abstrak. Epistemologi ,
pendidikan di maksudkan mencari sumber-sumber pengetahuan dan kebenaran dalam
praktek pelaksanaan yakni empirisme dan rasionalisme. Landasan aksiologis dalam
praktek pelaksanaan pendidikan di dasarkan pada nilai-nilai dasar yang
terkandung dalam pembukaan dalam UUD 45
dan UU Pendidikan. Praktek pelaksanaan pendidikan harus berlandaskan nilai dan
budaya, jangan mengarah pada terbentuknya dalam praktik hidup dan kegiatan
masyarakat.
Bab 3: ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN
1. Filsafat
Pendidikan Idealisme
Menurut
paham idealisme, guru harus membimbing atau mendiskusikan dengan peserta didik
bukan prinsip-prinsip eksternal, melainkan sebagai kemungkinan-kemungkinan yang
perlu di kembangkan, juga harus di wujud kan sedapat mungkin watak yang
terbaik. Pendidikanbukan menjejalkan pengetahuan dari luar ke dalam diri
seseorang, melainkan member kesempatan untuk
membangun ataumengonstruksi pengetahuan dan pengalaman dalam diri
seseorang.
2. Filsafat
Pendidikan Realisme
System
kefilsafatan realisme percaya behwa dengansesuatu atau lain cara, ada hal-hal
yang adanya terdapat di dalam dan tentang dirinya sendiri, dan hakekatnya tidak
terpengaruh oleh seseorang. Defenisi kebenaran menurut penganut realisme adalah
ukuran kebenaran suatu gagasan mengenai barang
adalh sesuatu menentukan apakah gagasan itu benar-benar memberikan
pengetahuan kepada kita mengenai barang sesuatu itu sendiri ataukah tidak
dengan mengadakan pembedaan antara apakah sesuatu itu yamg senyatanya dengan
bagaimanakah tampaknya barang sesuatu.
3. Filsafat
Pendidikan Materialisme
Aliran
materialisme alah suatu aliran filsafat yang bersikan tentang ajaran kebendaan,
di mana benda merupakan sumber segalanya.
4. Filsafat Pendidikan Pragmatisme
Hal
ini mengandung arti bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari hubungannya
dengan apa yang dapat di lakukan. Pendidikan menurut padndangan pragmatism
bukan merupakan suatu proses pembentukan dari luar dan juga bukan merupakan
sesuatu pemerkahan kekuatan laten dengan sendirinya,melainkan merupakan suatu
proses reorganisasi dan rekontruksi dari pengalaman-pengalaman individu.
5. Aliran
Filsafat Progresifisme
Apa
yang di pandang benar sekarang belum tentu benar pada masa yang akan datang.
Oleh sebab itu, peserta didik bukan di persiapkan untuk menghidupi kehidupan
masa kini, melainkan mereka harus di persiapkan menghadapi kehidupan masa
mendatang
6. Aliran
Pendidikan Perenialisme
Aliran
perenialisme mengemukakan bahwa situasi dunia saat ini penuh dengan kekacauan
dan ketidak pastian, dan ketidak tereturan terutama dalam tatanan kehidupan
adalah intelektual, moral dan sosio cultural.
7. Aliran
Filsafat Pendidikan Esensialisme
Esensialisme bukan merupakan suatu
aliran filsafat tersendiri, yang mendirikan suatu bangunan filsafat tersendiri,
melainkan suatu gerakan dalam pendidikan yang memprotes pendidikan
progresifisme.
8. Filsafat
Pendidikan Rekonstruksionisme
Rekonstruksionime
adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresifisme dakam
pendidikan. Tidak cukup kalau individu belajar hanya dari pengalaman-pengalaman
kemasyarakatan di sekolah.
Bab 4: FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
Pandangan
filsafat pancasila tentang manusia, masyarakat, pendidikan, dan nilai.
Pancasila merupakan awal dari pembentukan Negara Indonesia sebagaimana yang di
kemukakan oleh Bung Karno dalam lahirnya pancasila.
1. Pandangan
Filsafat Pancasila tentang Manusia
Pancasila
sebagai dasar dan nilai yang di junjung tinggi oleh masyarakat, bangsadan
Negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah mahluk tertinggi ciptaan Tuhan
yang Maha Kuasa dan Maha Mulia yang di anugerahi kemampuan atau potensi untuk
bertumbuh dan berkembang baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat atau social.
2. Pandangan
Filsafat Pendidikan Tentang Masyarakat
Nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang
adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang di pimpin oleh
kebijaksanaan dalam permusyawaratn perwakilan, serta Keadilan social bagi
seluruh rakyat Indonesia akan terwujud dalam perilaku setiap warga masyarakat
3. Pandangan
Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan
Dalam
UU system pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 di jelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana suatu suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peseta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri dan kepribadian.
4. Pandangan
Filsafat Pancasila Tentang Nilai
Pembangunan
nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasional sebagai mana yang
sudah di nyatakan dalam pembukaan UUD 1945.
Bab 5: HAKEKAT ILMU PENDIDIKAN
1.Pengertian
Pendidikan
Pendidikan
harus lah berorientasi kepada pengenalan realitas diri manusia dan dirinya
sendiri, pengenalan tidak cukup hanya bersifat onjektif atau subjektif, tetapi
harus ke dua-duanya . pendidikan dapat di artiatikan sebagai proses kegiatan
mengubah perilaku individu kea rah ke dewasaan dan kematangan. Pendidikan
merupakan pemberdayaan sumber daya manusia.
2.
Tujuan Pendidikan
Meskipun
pendidikan merupakan suatu gejala yang universal dalam setiap kehidupan
masyarakat namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang di atur oleh
masing-masing bangsa atau masyarakat menyebabkan adanya perbedaan
penyelenggaraan pendidikan termasuk perbedaan system pendidikan tersebut.
Dapat
di simpulkan bahwa pendidikan pada hakekat nya adalah:
·
Peristiwa belajar
mengajar atau pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif
berinteraksi dengan lingkungan belajar yang di atur oleh gizi.
·
Proses belajar mengajar
atau pembelajaran yang efektif memerlukan strategi dan media atau tehknologi
pendidikan yang tepat.
·
Program belajar
mengajar dirancang dan di laksanakan sebagai suatu system
·
Proses dan produk
belajar perlu memperoleh perhatian seimbang di dalam pelaksanaa kegiatan
belajar mengajar
·
Pembentukan kemampuan
professional keguruan memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori dan
praktek serta materi dan metodologi penyampaiannya
·
Pembentukan kemampuan
professional keguruan memerlukan lapangan yang bertahap secara sistematis .
·
Kritera keberhasilan
yang utama dalam pendidikan professional adalah peragaan penguasaan kemampuan
melalui unjuk kerja.
·
Materi pembelajaran dan
system penyampaiannya selalu berkembang .
LAMPIRAN

CRITICAL
JURNAL REVIEW
(CJR)
FILSAFAT
PENDIDIKAN

Disusun oleh:
Nama :
Riris Oktaviana Silalahi
Nim
:3183131026
Program
studi : Geografi B 2018
Dosen
pengampu : Silvia Mariah Handayani, S.Pd.
FAKULTAS
SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya lah saya dapat menyelesaikan
Critical Jurnal Report (CJR) ini.
Saya
juga menyadari bahwa tugas Critical Jurnal Report (CJR) ini masih banyak
kekurangan, jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya minta maaf jika ada
kesalahan dalam penulisan dan saya juga mengharapkan kritik dan saran yg
membangun guna kesempurnaan tugas ini. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.
Medan, 29 oktober 2018
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................... ii
BAB
I PENDULUAN.......................................................................................................... 1
1.1 Latar
belakang......................................................................................................1
1.2 Tujuan...................................................................................................................1
1.3 Manfaat............................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 2
2.1 Identitas buku...................................................................................................... 2
2.2 Ringkasan buku
2.2.1 Alasan imperatif
pancasila sebagai ideologi dan dasar negara..............3
2.2.2 Asas filosofis dan
urgensinya bagi pancasila sebagai ideologi dan
Dasar negara....................................................................................... ...4
2.3 Kelebihan dan kekurangan jurnal........................................................................... .5
BAB
III PENUTUP.............................................................................................................. 6
3.1Kesimpulan.............................................................................................................. 6
3.2 Saran....................................................................................................................... 6
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................................... 7
LAMPIRAN ........................................................................................................................ 8
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pancasila adalah sistem ajaran bangsa indonesia
dalam menjalani kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Untuk itu saya akan meriview
jurnal yaitu tentang filsafat pendidikan
pancasila.
Selain melengkapi salah satu tugas mata kuliah, saya
membuat makalah ini sebagai bahan bacaan untuk setiap orang untuk mengetahui
bagaimana cara memperoleh prinsip pendidikan lebih dan mengetahui pentingnya
pancasila bagi pendidikan.
1.2 Tujuan
·
Mengetahui Alasan
imperatif Pancasila Sebagi Ideologi dan Dasar Negara
·
Mengetahui Asas Filosofis dan Urgensinya bagi pancasila
sebagai Ideologi dan Dasar Negara
·
Meningkatkan tingkat
kritik terhadap jurnal
1.3 Manfaat
·
Dapat menyimpulkan
kelebihan dan kekurangan dari jurnal
·
Menanmbah wawasan tentang
meriview jurnal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Jurnal
Pengarang : Iriyanto Widisuseno
Tahun : 2014
Judul : Azas Filosofis Pancasila
Sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Jenis
jurnal : humanika vol. 20 no. 2
Hal : (64-66)
ISSN : 1412-9418
2.2 Ringkasan Jurnal
Abstrak
Pancasila state
ideology and basic ontological value systems is a manifestation of people's
lives Indonesian nation as the truth, be a way of life since the beginning of
the history of the birth of the nation, so that they can survive up to now as a
unifying and country basis. Epistemologically formation of ideology and the
basic state through the political process and national spirit of our founding
fathers. In axiologis, Pancasila state ideology and basic occupies imperative
function as the norm and the direction of the destination society, nation and
state.
Keywords: root
filoofis, ideology, basic state,
Pancasil Ideologi negara Pancasila dan sistem
nilai ontologis dasar adalah manifestasi kehidupan masyarakat bangsa Indonesia
sebagai kebenaran, menjadi jalan hidup sejak awal sejarah kelahiran bangsa,
sehingga mereka dapat bertahan hingga sekarang sebagai pemersatu dan dasar
negara. Epistemologis pembentukan ideologi dan negara dasar melalui proses
politik dan semangat nasional para pendiri bangsa. Secara aksiologis, ideologi
dan dasar negara Pancasila menempati fungsi imperatif sebagai norma dan arah
tujuan masyarakat.
Kata kunci: root filoofis, ideologi, dasar negara, Pancasila.
Kata kunci: root filoofis, ideologi, dasar negara, Pancasila.
2.2.1 Alasan imperatif Pancasila Sebagi Ideologi dan
Dasar Negara
Timbulnya ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, marxisme,
leninisme, naziisme, dan fascisme
adalah bersumber dari aliran-aliran pancasila yang berkembang di Barat.perlu
dikemukakan, bahwa aliran-aliran filsafat yang tidak berfungsi mendorong
tumbuhnya ideologi.hal yang penting dari uraian, bahwa suatu ideologi umumnya
bersumber kepada aliran filsafat, atau ideologi adalah operasionalisasi sistem
filsafat suatu bangsa. Begitu pula ideologi pancasila, sebagai ideologi dan
dasar negara ibarat dua sisi dari satu mata uang yang sama, masing-masing
menempati kedudukannya sendiri tetapi keduanya dalam kesatuan fungsi dalam
praktik ketatanegaraan.Ideologi sebagai kerangka idealitas, dasar negara
sebagai ke rangka yuridis bagi terselenggaranya sistem ketatanegaraan untuk
kelangsungan kehidupan bangsa dan negara.
Ketika
kita berbicara tentang Ideologi dan dasar negara Pancasila, fahamkah kita “
mengapa harus Pancasila?”Jawaban atas pertanyan ini perlu pemikiran kritis dan
mendalam mengenai Pancasila, yaitu mengungkap azas-azas keberadaan, bukti
evidensi kebenaran, dan norma-norma imperatifnya yang dapat dijadikan arah
pencapaian tujuan. Kita teringat ketika para pendiri negara Indonesia (the founding fathers) mempersiapkan
berdirinya negara Indonesia, mereka memikirkan ”di atas dasar apa negara
Indonesia merdeka berdiri”. Melalui perdebatan yang kritis dalam forum sidang
PPKI akhirnya ditetapkan Pancasila sebagai dasar negara
2.2.2 Asas Filosofis
dan Urgensinya bagi pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Pendekatan ontologis, nilai-nilai pancasila
mengandung sifat intrisik dan ekstrinsik. Ajaran filsafat itu sedemikian kuat
mempengaruhi alam pikiran manusia indonesia, berupa cara pandangnya mengenai
arti hidup dan kehidupan masyarakat dan negara.sebagai manifestasinya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, nilai-nilai pancasila diyakini sebagai nilai
dasar, dan puncak budaya bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa. Sedemikian
mendasar nilai-nilai tersebut dalam menjiwai dan memberi watak bangsa
indonesia.
Landasan ontologis ini menjadi basis
kekuatan hukum bagi kedudukan pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
sebagai man dituangkan dalam UUD N.R.I.1945 Alenia IV. Pendekatan
epistemologis, memberikan dasar-dasar pemikiran bahwa bagi berdirinya suatu
negara indonesia merdeka haruslah digali dari dalam kebudayaan dan peradaban
bangsa indonesia sendiri yang merupakan perwujudan nilai-nilai yang terkandung
di dalamnya sudah ada dalam adat istiadat dan kebudayaan masyarakat bangsa
indonesia, misal dalam perwujudannya sebagai : pandangan filsafat hidup,
jatidiri, cara hidup corak watak, falsafah hidup, dengan keseluruhan hal
tersebut, nilai-nilai pancasila sudah menyatu dengan kehidupan bangsa
indonesia, maka bangsa indonesia merupakan pancasila. Pendekatan aksiologis,
memberikan dasar-dasar pertimbangan normatif tentang keberadaan pancasila
sebagai ideologi dan dasar negara. Pancasila harus dijadikan sumber orientasi
bagi pengembangan hukum di indonesia.
Kesimpulan
Pancasila sebagai ideologi dan dasar Negara
R.I, secara filosofis memiliki akar eksistensi yang tumbuh dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sejak :
1. sebelum berdirinya bangsa dan negara
Indonesia.
2. Secara ontologis, basis keberadaan
Pancasila memperkuat kedudukan Pacasila sebagai deologi dan dasar negara.
3.
Secara epistemologis, Pancasila telah terbukti memiliki kebenaran yang
corroborated: testable, falsifiable, dan refutable, sehingga mampu
mempersatukan pluralitas masyarakat bangsa Indonesia.
4. Secara aksiologis, Pancasila
mengandung nilai-nilai dasar imperatif
yang mempersyaratkannya sebagai staatsfundamentalnorm dan rechtidee.
2.3 Kelebihan dan
kekurangan jurnal
|
NO
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
|
1
|
Pemiihan jenis fontnya sudah bagus
|
Bagian kesimpulan
tidak menjawab pertanyaan yang ada di rumusan masalah
|
|
2
|
Penulisan kalimatnya rapi
|
Jurnal ini tidak memiliki tujuan penelitian
|
|
3
|
Memaparkan materi sesuai judul(tidak menyimpang
pembahasan)
|
Terdapatnya bahasa asing yang tidak disertai terjemahan
membuat kurang menarik untuk dibaca bagi pembaca yang kurang mengerti bahasa
asing
|
|
|
|
Tidak terdapatnya metode penelitian pada jurnal ini
|
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Setelah saya melakukan
review jurnal ini, kesimpulan yang saya dapat adalah bahwa jurnal ini sudah
bagus, materi yang dipaparkan sesuai judulnya, tidak bertele-tele dan langsung
mengarah ke inti permasalahan atau bahasan. Jurnal ini membahas Azas Filosofis
Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara dengan rinci.
3.2
Saran
Saran saya adalah
alangkah baiknya jika jurnal ini memberikan tujuan dan metode penelitian,
supaya jelas alur pembahasan suatu permasalahan dan pembaca mudah memahami
apa-apa saja metode yang digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dibahas
jurnal ini. Dan alangkah baiknya jika setiap bahasa lain disertai terjemahan
indonesianya supaya pembaca lebih tertarik untuk mambaca jurnal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Iriyanto Widisuseno.
2009.MPK dalamPerspektifFilosofis.
Makalah Seminar Nasional, UNS, Surakarta.
Iriyanto. Hand Out Perkuliahan Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan.2014
Kaelan, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Tiara Wacana, Yogyakarta.
LAMPIRAN

Komentar
Posting Komentar